Tedhak Siten Revant Keenan Xavadetra Cucu dari Dewan Redaksi Cyberinenews

Blog42 Dilihat

DEMAK, Cyberinenews.com – Tedhak Siten tengah berlangsung untuk Revant Keenan Xevandetra ( 10 bulan ) merupakan anak pertama pasangan Dhitra Cahya Praditya dengan Dewi Aprillia Saras Anwar yang beralamatkan Desa Pamongan Kecamatan Guntur,Kabupaten Demak,Minggu (29/6/2025 ) 

Tedhak Siten merupakan budaya Jawa yang perlu kiranya di lestarikan dan diuri -uri sebagai tradisi orang Jawa di saat anak pertama nya akan mulai jalan.

Acara Tedhak Siten ini dipandu oleh bunda Mei dengan beberapa susunan acara nya yakni :

1. Pembukaan 

2. Sambutan tuan rumah 

3. Sungkeman 

4. Menginjak tanah

5. Disucikan pakai air bunga

6. Menginjak jadah/gemblong 7 warna

7. Naik tangga dari tebu Wulung

8. Masuk kurungan ayam

9. Mandi dengan air age-age (air perwitasari)

10. Menerima tanda sayang dari sesepuh, kemudian dimasukkan dalam celengan

11. Doa

12. Nigas tumpeng (potong tumpeng)

13. Nyebar udhik-udhik/uang

14. Berbagi ayam (bur buran ayam)

15. Jual bubur gaul, jajan pasar, dan dhawet.

16. Penutup

Bunda Mei Nurhayati,S.P.d dalam uraian nya menyampaikan bahwa Tedhak Siten adalah salah satu upacara adat Jawa yang sampai saat ini masih lestari di masyarakat Jawa, khususnya masyarakat Jawa Tengah.

Tedhak Siten berasal dari kata Tedhak yang berarti turun,sedangkan Siten berarti tanah,jadi Tedhak Siten artinya belajar turun tanah untuk bayi yang berusia 7 bulan sampai 12 bulan. 

Sebagai orang memang sepantasnya kita harus selalu nguri uri Kebudayaan Jawa,

karenaBangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki beraneka adat budaya,seperti Tedhak Siten ini mempunyai makna yang luhur. 

Manusia berasal dari tanah,maka untuk itu kita harus mengajarkan anak cucu kita untuk mencintai tanah air kita, terutama budaya kita. 

Filsafat yang bisa dipelajari dari upacara Tedhak Siten yaitu

1. Sungkeman, maknanya memohon doa restu dan kebaikan atas hidup sang anak

2. Meniti jadah 7 warna. Jadah itu dibuat dari ketan. Ketan itu pliket biar selalu dekat dengan semua.

3. Menaiki dan menuruni 7 anak tangga yang artinya pitulungan/pituwas. Tangga dari tebu Wulung yang mempunyai makna percaya diri karena semua masalah akan mendapatkan pertolongan dari Tuhan Yang Maha Esa

4. Siraman filosofinya anak diajarkan tentang kebersihan diri, kebersihan hati, dan kebersihan raganya.

5. Memilih mainan dalam kurungan ayam. Makanya anak diberi kebebasan dalam menentukan jalan hidupnya, tapi tetap dalam bimbingan orang tua. 

6. Bur buran ayam, nyebar udhik-udhik, jual dhawet, dan jajan, maknanya anak diajarkan untuk suka berbagi dengan teman. 

Dari semua keterangan di atas dapat diambil pitutur luhur (amanahnya) dari acara Tedhak Siten yaitu selain nguri uri budaya Jawa juga kita selalu mendoakan si anak agar menjadi anak yang Sholih dan sholikah, bisa mikul dhuwur mendhem Jero nama orang tua, dan selalu bisa membanggakan nusa, bangsa,dan agama. 

Bangsa yang besar adalah bangsa yang cinta budayanya,pungkasnya.

( Adhi S )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *