Ritual Tahunan ” Larap Slambu ” Makam Pangeran Samudra Sragen

Blog64 Dilihat

SRAGEN,  Cyber One News.com

(Jum’at 27 Juni 2025) Bulan muharam atau bulan Suro menjadi identik bulan yang spesial bagi masyarakat muslim Jawa, termasuk di Makam Pangeran Samudro yang berada di Gunung Kemukus, Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

Bulan pertama dalam kalender Hijriah dan tahun Jawa ini dirayakan dengan tradisi Larap Slambu (Pencucian Klambu) yang rutin diadakan setiap tahunnya di makam Pangeran Samudra.

Ritual larap slambu sendiri mengandung filosofi sebagai wujud syukur dan mensucikan diri dengan air yang didapat dari sumber kehidupan.

“Pangeran Samudra sendiri adalah murid dari Kanjeng Sunan Kalijaga yang diperintah untuk mencari kakak kandungnya”.kata Sigit Pamungkas selaku bupati sragen dalam sepenggal sambutannya

Walaupun hanya sepenggal sambutan dari bupati Sragen, itu sudah bisa mencerminkan kalau Pangeran Samudra adalah penganut dan penyiar agama Islam.

Dalam ritual hari ini Jum’at (27 Juni 2025) kain Slambu di bawa dan di cuci oleh juru kunci makam pangeran samodra dan juru kunci sendang ontrowulan yang berada di kawasan makam pangeran samodra.

Untuk tahun ini disediakan tiga (3) tandon air untuk membilas klambu Makam Pangeran Samudro.Air tersebut berasal dari sejumlah sendang dan mata air tua yang berada di wilayah Gunung Kemukus.

Warga dari berbagai penjuru daerah, mulai dari Bandung, Sumedang, Sukabumi, Banten, Surabaya, Magetan, luar Jawa dan masih banyak lagi, berkumpul di sekitar lokasi pembilasan untuk berebut air bilasan Slambu tersebut.

“Setiap tahun saya pasti kesini mas, karena saya yakin air cucian Klambu Makam Pangeran Samudro bermanfaat bagi saya dan keluarga saya”, kata Pendi peziarah asal Bandung, Jawa Barat.

“Tahun ini agak sepi mas, tidak seperti tahun-tahun kemarin”.kata Yanti peziarah asal jepara.

Selain ritual Larap Slambu, dalam acara tadi juga ada “rebutan” gunungan hasil bumi yang telah disediakan untuk diperebutkan oleh peziarah maupun warga Gunung Kemukus itu sendiri. (Dodik)