Mahasiswa Raja Ampat Pontianak Serukan Managemen Resolusi Konflik Pariwisata -Tambang, Pihak Gereja Diusulkan Sebagai Mediator

Blog50 Dilihat

RAJA AMPAT, CYBER ONE NEWS.

Masalah tambang versus nikel di Raja Ampat memiliki dimensi sangat luas pasca pencabutan 4 IUP yang berdampak terhadap berbagai persoalan pada berbagai aspek pembangunan dengan skala lokal, nasional bahkan internasional, hal ini kemudian mendapat perhatian serius mahasiswa Raja Ampat yang sedang mengenyam pendidikan D3 dan S1 di Universitas Tanjungpura dan Poltikenik Pontianak, Rabu, 25 Juni 2025.

Juru bicara mahasiswa Raja Ampat Pontianak, John Marau, mengatakan bahwa masalah tambang nikel versus pariwisata di Raja Ampat bukanlah masalah sepele walaupun pada kasus Manyaifun telah terjadi mediasi oleh Polsek Waigeo Selatan bersama Dewan Adat Betkaf, namun pada beberapa lokasi tambang masih terjadi ketidakpuasan bahkan wisatawan tidak diperkenankan berwisata ke wilayahnya, seperti di kawasan wisata Wayag.

Jika dikaji secara komprehensif, masalah tambang nikel versus pariwisata berdampak luas pada bidang ekonomi, hukum,sosial, politik, keamanan,investasi dan pemerintahan hingga hubungan internasional. Pada beberapa aksi masyarakat, masalah ekonomi mengemuka yang dibarengi masalah keamanan,penegakan hukum, dan penanaman modal, sementara citra pariwisata Raja Ampat turut terpengaruh.

Masalah sebesar ini dengan dimensi yang sangat luas tentu akan berdampak pada berbagai sektor berjangka panjang dan mempengaruhi kepariwisataan Raja Ampat. Masalah sebesar inipun tidak bisa hanya menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten Raja Ampat, oleh sebab itu, konflik kepentingan tambang versus pariwisata perlu ditangani secara serius dengan melibatkan pihak ketiga yang netral sebagai mediator seperti pihak gereja.

Pada berbagai kasus di banyak negara, managemen resolusi konflik sering dipergunakan untuk menyelesaikan masalah masalah krusial dan berat. Dengan mempertimbangkan beberapa cerita sukses di banyak negara, mahasiswa Raja Ampat di Pontianak menyerukan agar masalah tambang nikel versus pariwisata mempergunakan managemen resolusi konflik untuk menata permasalahan tambang nikel – pariwisata.

Lebih spesifik, Salomo Omkarsba, mahasiswa teknik Informatika Universitas Tanjungpura, mengatakan bahwa resolusi konflik segera dilakukan oleh Pemda dengan mediator pihak gereja dan mesjid agar dalam jangka pendek pencapaian solusi dapat mempengaruhi perbaikan dan percepatan pembangunan kepariwisataan Raja Ampat.

Hadir dalam diskusi lepas di bundaran taman Digulis Pontianak ; mahasiswa Untan, Ryke Omkarsba, jurusan Akutansi semester VIII, Jhon Marau, jurusan Penjas semester VIII, Febby Imbir , jurusan Kelautan dan Perikanan semester VIII, Salomo Omkarsba, Teknik Informatika semester VI dan Noak Aitem, jurusan teknik sipil, Politeknik Pontianak, Semester II ( Jor )